Wednesday, December 2, 2009

Legume

Legume merupakan salah satu hijauan pakan ternak selain rumput. Istilah legume ( dalam bahasa Indonesia berarti tanaman kacang-kacangan) diperoleh dari kata Latin Legumen yang dalam bahasa inggris berasal dari kata kerja legere "mengumpulkan". Dalam bahasa Perancis les légumineuses, yang memiliki arti lebih luas yaitu berbagai macam sayuran (Wikipedia, 2008c).

Sistematika tanaman legum menurut Reksohadiprojo (1985b) adalah sebagai berikut: phylum : spermatophyta, sub-phylum : Angiosspermae; classis : Dicotyledoneae; Ordo : Rosales; Familia : Leguminoceae. Terdapat tiga sub-familia legum Mimosoideae, Caesalpiniodeae dan Papilionodeae. Setiap sub-familia tersebut dibagi menjadi beberapa tribus dan genus. Pada umumnya identifikasi ketiga sub-familia tersebut dilihat melalui bunganya. Sub-familia yang paling banyak digunakan sebagai makanan ternak untuk daerah tropik adalah sub-familia Papilionoideae.

Menurut Reksohadiprodjo (1985b), berdasar fungsinya, legume terbagi menjadi 3 macam yaitu : 1) sebagai bahan pangan dan hijauan pakan ternak (Papilionaceae). Contohnya : Kacang Tanah (Arachis hipogeae), Kacang Kedele (Glycine soya), Kacang Panjang (Vigna sinensis); 2) sebagai hijauan pakan ternak (Mimosaceae). Contohnya : Kacang Gude (Cayanus cayan), Kalopo (Calopogonium muconoides), Sentro (Centrosoma pubescens); 3) multi fungsi (pakan, pagar, pelindung, penahan erosi). Contohnya : Gliricidea maculata, Albazia falcate.

Apabila dilihat dari bentuknya, tanaman leguminosa dibagi menjadi tiga : 1) Pohon adalah tanaman leguminosa yang berkayu dan mempunyai tinggi lebih dari 1,5 meter. Contoh : Leucaena leucocephala, Sesbania glandiflora, Glyricidia sepium, Bauhinia sp.; 2) Perdu adalah tanaman leguminosa yang berkayu dan mempunyai tinggi kurang dari 1,5 meter. Contoh : Desmanthus vergatus, Desmodium gyroides, Flemingia congesta, Indigofera arrecta; 3) Semak adalah tanaman leguminosa yang tidak berkayu, sifat tumbuhnya memanjat (“twinning”) dan merambat (“trilling”). Contoh : Centrosema pubescens, Pueraria phaseoloides, Calopogonium mucunoides.

Legume mengandung protein yang tinggi (dibagian biji dan daunnya) dibanding rumput, terutama pada tanaman yang tua. Kadungan serat di batang cenderung tinggi dan karbohidrat yang mudah larut relatif rendah. Kandungan protein yang tinggi tersebut kemungkinan terkait karena adanya simbiosis fiksasi nitrogen (“nitrogen-fixation symbiosis”). Tanaman legum mampu mengkonversi nitrogen atmosfer menjadi komponen nitrogen yang berguna bagi tanaman tersebut. Ini dicapai karena nodul-nodul akar ( dapat dilihat oleh mata telanjang) yang berisi bakteri jenis Rhizobium. Bakteri ini mempunyai suatu hubungan simbiotik dengan legume dalam fiksasi nitrogen untuk tanaman. Sebagai gantinya, legume menyuplai bakteri dengan sumber karbon (C) yang diproduksi melalui fotosintesis. Hal ini memungkinkan legume dapat bertahan hidup dan bersaing secara efektif di daerah dengan kondisi kekurangan nirogen. Kemampuan bersimbiosis ini juga mengurangi biaya-biaya pemupukan dan disarankan digunakan di suatu perputaran tanaman pertanian (crop) untuk mengisi lahan yang telah banyak kehilangan nitrogen (Church dan Pond, 1978; ILDIS, 2007; dan Wikipedia, 2008c).

Dibanding dengan rumput legum memiliki konsentrasi Ca, MG dan S yang lebih tinggi dan cenderung lebih rendah kandungan Mn dan Zn-nya dari pada rumput. Secara keseluruhan, legume disukai (“palatable”) meskipun lebih pahit dan perlu diadaptasikan terlebih dahulu pada ternak. Beberapa legume seperti alfalfa, white ladino, dan red clover menyebabkan kembung (“bloat”) pada ternak yang digembalakan khususnya sapi. “Bloat” disebabkan oleh karena pembentukan busa oleh beberapa komponen tanaman terutama protein sitoplasma dan pektin. Busa dalam rumen menyebabkan gas rumen terperangkap dan tak dapat dikeluarkan sehingga tekanan rumen tinggi. Hal ini dapat menyebabkan ternak sesak nafas (sufokasi) (Church dan Pond, 1978).

Daftar Pustaka

Church, D.C. and Pond. 1978. Basic Animal Nutrition and feeding. O & B Books, USA.

ILDIS. 2007. Information about the Family Leguminosae. International Legume Database & Information Service (ILDIS).(http://www.ildis.org.htm/). Akses data : Minggu, 8 November 2008.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Makanan Ternak Ruminansia. Cetakan pertama. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Reksohadiprodjo, S. 1985a. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BPFE. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Reksohadiprodjo, S. 1985b. Produksi Biji Rumput dan Legum Makanan Ternak Tropik. BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Setyati. 1983. Pengantar Agronomi. Cetakan ke-4. PT. Gramedia, Jakarta.

Whiteman P. C., 1980. Tropical Pasture Science. Oxford University Press, New York.

Wikipedia. 2008a. Pasture. Wikimedia Foundation, Inc., U.S. (www.en.wikipedia.org). Accessed : Sunday, November 9th, 2008.

Wikipedia. 2008b. Poaceae. Wikimedia Foundation, Inc., U.S. (www.en.wikipedia.org). Accessed : Sunday, November 9th, 2008.

Wikipedia. 2008c. Legume. Wikimedia Foundation, Inc., U.S. (www.en.wikipedia.org). Accessed : Sunday, November 9th, 2008.

No comments:

Post a Comment