Wednesday, December 2, 2009

pastura

Pastura adalah suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan dengan kualitas unggul dan digunakan untuk menggembalakan ternak ruminansia (Parakkasi, 1999), sehingga dapat disebut sebagai padang penggembalaan. Sebelum adanya mekanisasi pertanian, padang rumput adalah sumber makanan utama untuk penggembalaan ternak seperti kuda dan sapi. Hal tersebut masih digunakan secara ekstensif, terutama sekali di daerah kering apabila padang rumput daratan tidak cocok untuk produksi pertanian. Di daerah yang lebih lembab, padang rumput penggembalaan dimanfaatkan secara ekstensif dalam bentuk “free range” dan pertanian organik. Pastura terdiri dari rumput-rumputan, leguminosa maupun hijauan lain (Wikipedia, 2008a).

Menurut Reksohadiprodjo (1985a), pastura terdiri dari beberapa macam, yaitu : pastura alam, pastura alam yang sudah ditingkatkan, pastura buatan (temporer), dan pastura dengan irigasi.
Pastura alam. Padangan yang terdiri dari tanaman dominan yang berupa rumput perennial, sedikit atau tidak ada sama sekali belukar gulma (weed), tidak ada pohon, sering disebut padang penggembalaan permanen, tidak ada campur tangan manusia terhadap susunan floranya, tetapi hanya mengawasi ternak yang digembalakan.

Pastura alam yang sudah ditingkatkan. Spesies-spesies hijauan makanan ternak dalam padangan belum ditanam oleh manusia, tetapi manusia telah mengubah komposisi botaninya sehingga didapat spesies hijauan yang produktif dan menguntungkan dengan jalan mengatur pemotongan (defoliasi).

Pastura buatan (temporer). Tanaman makanan ternak dalam padangan telah ditanam, disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan dapat menjadi padangan permanen atau diseling dengan tanaman pertanian.

Pastura dengan irigasi. Padangan biasanya terdapat di daerah sepanjang sungai atau dekat sumber air. Penggembalaan dijalankan setelah padangan menerima pengairan selama 2 sampai 4 hari.

Ciri-ciri pastura yang baik antara lain :
1. Produksi bahan kering tinggi
2. Kandungan nutrisi tinggi, terutama kandungan protein kasar
3. Tahan renggutan dan injakan serta tahan dari musim kemarau
4. Mudah dalam pemeliharaan
5. Tingkat daya tumbuh cepat
6. Nisbah daun dan batang tinggi
7. Mudah dikembangkan bila dikombinasikan dengan tanaman legume
8. Ekonomis dan mempunyai palatabilitas yang tinggi

Pemilihan jenis rumput dan legume yang akan ditanam di pastura bergantung kepada jenis ternak, keadaan topografi dan jenis tanah, kegunaan (disengut langsung oleh ternak / dipotong), metode penggembalaan yang akan digunakan.

Hal – hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan pastura antara lain : “Soil fertility” (kesuburan tanah), “species of plant” (jenis tanaman) dan “stock control” (pengendalian penggembalaan ternak). Setyati (1983) mengemukakan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap kesuburan tanah adalah tingkatan bentuk hara yang tersedia bagi tanaman. Tingkatan tersebut tergantung banyak faktor diantaranya adalah kelarutan zat hara, PH, kapasitas pertukaran kalori (KPK), tekstur tanah dan jumlah zat organiknya.

Kemampuan suatu tanaman untuk menyesuaiakan diri dengan lingkungannya dari faktor genetik berpengaruh pada proses pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Disini dapat dikemukakan suatu contoh bahwa familia gramineae (Rumput-rumputan) mempunyai pembawaan yang berbeda dibandingkan dengan tanaman dai familia leguminoceae (Whiteman, 1980).

Daftar Pustaka

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Makanan Ternak Ruminansia. Cetakan pertama. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Reksohadiprodjo, S. 1985a. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BPFE. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Setyati. 1983. Pengantar Agronomi. Cetakan ke -4. PT. Gramedia, Jakarta.

Whiteman P. C., 1980. Tropical Pasture Science. Oxford University Press, New York.

Wikipedia. 2008. Pasture. Wikimedia Foundation, Inc., U.S. (www.en.wikipedia.org). Accessed : Sunday, November 9th, 2008.

Legume

Legume merupakan salah satu hijauan pakan ternak selain rumput. Istilah legume ( dalam bahasa Indonesia berarti tanaman kacang-kacangan) diperoleh dari kata Latin Legumen yang dalam bahasa inggris berasal dari kata kerja legere "mengumpulkan". Dalam bahasa Perancis les légumineuses, yang memiliki arti lebih luas yaitu berbagai macam sayuran (Wikipedia, 2008c).

Sistematika tanaman legum menurut Reksohadiprojo (1985b) adalah sebagai berikut: phylum : spermatophyta, sub-phylum : Angiosspermae; classis : Dicotyledoneae; Ordo : Rosales; Familia : Leguminoceae. Terdapat tiga sub-familia legum Mimosoideae, Caesalpiniodeae dan Papilionodeae. Setiap sub-familia tersebut dibagi menjadi beberapa tribus dan genus. Pada umumnya identifikasi ketiga sub-familia tersebut dilihat melalui bunganya. Sub-familia yang paling banyak digunakan sebagai makanan ternak untuk daerah tropik adalah sub-familia Papilionoideae.

Menurut Reksohadiprodjo (1985b), berdasar fungsinya, legume terbagi menjadi 3 macam yaitu : 1) sebagai bahan pangan dan hijauan pakan ternak (Papilionaceae). Contohnya : Kacang Tanah (Arachis hipogeae), Kacang Kedele (Glycine soya), Kacang Panjang (Vigna sinensis); 2) sebagai hijauan pakan ternak (Mimosaceae). Contohnya : Kacang Gude (Cayanus cayan), Kalopo (Calopogonium muconoides), Sentro (Centrosoma pubescens); 3) multi fungsi (pakan, pagar, pelindung, penahan erosi). Contohnya : Gliricidea maculata, Albazia falcate.

Apabila dilihat dari bentuknya, tanaman leguminosa dibagi menjadi tiga : 1) Pohon adalah tanaman leguminosa yang berkayu dan mempunyai tinggi lebih dari 1,5 meter. Contoh : Leucaena leucocephala, Sesbania glandiflora, Glyricidia sepium, Bauhinia sp.; 2) Perdu adalah tanaman leguminosa yang berkayu dan mempunyai tinggi kurang dari 1,5 meter. Contoh : Desmanthus vergatus, Desmodium gyroides, Flemingia congesta, Indigofera arrecta; 3) Semak adalah tanaman leguminosa yang tidak berkayu, sifat tumbuhnya memanjat (“twinning”) dan merambat (“trilling”). Contoh : Centrosema pubescens, Pueraria phaseoloides, Calopogonium mucunoides.

Legume mengandung protein yang tinggi (dibagian biji dan daunnya) dibanding rumput, terutama pada tanaman yang tua. Kadungan serat di batang cenderung tinggi dan karbohidrat yang mudah larut relatif rendah. Kandungan protein yang tinggi tersebut kemungkinan terkait karena adanya simbiosis fiksasi nitrogen (“nitrogen-fixation symbiosis”). Tanaman legum mampu mengkonversi nitrogen atmosfer menjadi komponen nitrogen yang berguna bagi tanaman tersebut. Ini dicapai karena nodul-nodul akar ( dapat dilihat oleh mata telanjang) yang berisi bakteri jenis Rhizobium. Bakteri ini mempunyai suatu hubungan simbiotik dengan legume dalam fiksasi nitrogen untuk tanaman. Sebagai gantinya, legume menyuplai bakteri dengan sumber karbon (C) yang diproduksi melalui fotosintesis. Hal ini memungkinkan legume dapat bertahan hidup dan bersaing secara efektif di daerah dengan kondisi kekurangan nirogen. Kemampuan bersimbiosis ini juga mengurangi biaya-biaya pemupukan dan disarankan digunakan di suatu perputaran tanaman pertanian (crop) untuk mengisi lahan yang telah banyak kehilangan nitrogen (Church dan Pond, 1978; ILDIS, 2007; dan Wikipedia, 2008c).

Dibanding dengan rumput legum memiliki konsentrasi Ca, MG dan S yang lebih tinggi dan cenderung lebih rendah kandungan Mn dan Zn-nya dari pada rumput. Secara keseluruhan, legume disukai (“palatable”) meskipun lebih pahit dan perlu diadaptasikan terlebih dahulu pada ternak. Beberapa legume seperti alfalfa, white ladino, dan red clover menyebabkan kembung (“bloat”) pada ternak yang digembalakan khususnya sapi. “Bloat” disebabkan oleh karena pembentukan busa oleh beberapa komponen tanaman terutama protein sitoplasma dan pektin. Busa dalam rumen menyebabkan gas rumen terperangkap dan tak dapat dikeluarkan sehingga tekanan rumen tinggi. Hal ini dapat menyebabkan ternak sesak nafas (sufokasi) (Church dan Pond, 1978).

Daftar Pustaka

Church, D.C. and Pond. 1978. Basic Animal Nutrition and feeding. O & B Books, USA.

ILDIS. 2007. Information about the Family Leguminosae. International Legume Database & Information Service (ILDIS).(http://www.ildis.org.htm/). Akses data : Minggu, 8 November 2008.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Makanan Ternak Ruminansia. Cetakan pertama. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Reksohadiprodjo, S. 1985a. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BPFE. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Reksohadiprodjo, S. 1985b. Produksi Biji Rumput dan Legum Makanan Ternak Tropik. BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Setyati. 1983. Pengantar Agronomi. Cetakan ke-4. PT. Gramedia, Jakarta.

Whiteman P. C., 1980. Tropical Pasture Science. Oxford University Press, New York.

Wikipedia. 2008a. Pasture. Wikimedia Foundation, Inc., U.S. (www.en.wikipedia.org). Accessed : Sunday, November 9th, 2008.

Wikipedia. 2008b. Poaceae. Wikimedia Foundation, Inc., U.S. (www.en.wikipedia.org). Accessed : Sunday, November 9th, 2008.

Wikipedia. 2008c. Legume. Wikimedia Foundation, Inc., U.S. (www.en.wikipedia.org). Accessed : Sunday, November 9th, 2008.

Grass (Rumput)

Grass atau yang secara umum sering disebut sebagai rumput tergolong dalam tanaman monokotil termasuk dalam famili Gramineae (Poaceae) disebut "true grasses" dan meliputi semua tanaman yang tumbuh dalam bentuk butiran (“grain”), pastura, maupun sebagai rumput halaman. Termasuk juga tanaman yang sering tidak digolongkan ke dalam famili rumput seperti bambu, jagung, spesies rumput liar (alang-alang/”crab grass”) (Wikipedia, 2008b). Rumput memiliki daun yang panjang, sempit, beruas-ruas, dengan bunga berbentuk “spikelet” dan berbuah berbentuk biji (“seed”) seperti gandum, rye, barley (jewawut) dll. Sistematika tanaman rumput menurut Reksohadiprodjo (1985) adalah sebagai berikut Phylum : Spermatophyta; Subphylum : Angiospermae; Classis : Monocotyledoneae; Ordo : Glumiflora; Familia : Graminae; Subfamilia : Panicoideae; Tribus : Clavideae, Andropogoneae,Eragrosceae,Paniceae.

Menurut Kew Index of World Grass Species dalam wikipedia.org (2008b), tanaman yang tergolong famili rumput bermacam-macam jenisnya sekitar 600 genera dan antara 9000-10000 spesies rumput. Komunitas rumput banyak didominasi poaceae atau yang disebut sebagai “grassland” (padang rumput) yang meliputi sekitar 20% vegetasi di permukaan bumi.
Keberhasilan rumput sebagian berada pada morfologi, proses pertumbuhan dan bagian dalam keragaman fisiologinya. Rumput dibagi ke dalam dua kelompok fisiologis yaitu menggunakan jalur fotosintesis C3 dan C4 dalam fiksasi karbon. Rumput C4 memiliki jalur fotosintesis yang berhubungan khusus pada anatomi kranz leaf yang terutama sekali untuk beradaptasi terhadap iklim panas dan atmosfer yang kadungan CO2-nya rendah. Pada rumput C3 disebut " cool season grasses" dan rumput C4 disebut " warm season grasses". Cool and warm season grasses dapat tumbuh tahunan (“annual”) atau “perennial”. Contoh Annual Cool Season yaitu gandum, “rye”, “Annual Bluegrass”, dan “oats”; Perennial Cool Season yaitu “orchardgrass”, “fescue”, “Kentucky Bluegrass” dan “perennial ryegrass”; Annual Warm Season seperti jagung, “sudangrass”, dan “pearlmillet”; serta Perennial Warm Season seperti “bermudagrass”, dan “switchgrass”.

Rumput sebagai pakan ternak dibagi menjadi dua yaitu 1) rumput potongan dan 2) rumput gembala. Ciri-ciri rumput potong yaitu : produksi/satuan luas tinggi, tumbuh tinggi, vertikal, banyak anakan dan responsif terhadap pupuk. Contoh rumput potongan antara lain: Pennisetum purpureum, P. purpupoides, Panicum maximum, Setaria sphacelata, Euclaena mexicana. Sedangkan Ciri-ciri rumput potong yaitu : tumbuh mendatar/vertikal rendah, tahan renggut dan injakan, tumbuh dengan cepat dan tahan kekeringan. Contoh rumput gembala antara lain : Brachiaria brizantha, B. ruziziensis, B. mutica, Paspalum dilatatum, Digitaria decumbens, Cloris gayana, Cynodon plectostachyus dll. Rumput merupakan sumber serat kasar utama bagi ternak ruminansia yang berfungsi untuk menstimulasi saluran pencernaan dan bersifat mengenyangkan. Oleh karena itu, rumput yang digunakan sebagai pakan ternak sebaiknya: 1) mempunyai palatabilitas yang baik; 2) dipanen pada umur yang relatif tidak terlalu tua (saat sebelum berbunga) agar nilai gizinya tinggi; 3) berwarna hijau; 4) daun halus, merunduk, melengkung dan mudah rebah; 5) batang lebih gemuk, mengkilap dan jika ditekan mengeluarkan cairan; 6) ditanam pada tanah yang subur.

Rumput potong biasanya dipanen dengan cara membabat seluruh pohonnya lalu diberikan langsung (“cut and carry”) sebagai pakan hijauan untuk kerbau dan sapi, atau dapat juga dijadikan persediaan pakan melalui proses pengawetan pakan hijauan dengan cara silage dan hay. Berbeda dengan rumput potong, rumput gembala, disengut langsung oleh ternak pada saat digembalakan. Pemeliharaan rumput gembala dilakukan dengan cara mengatur waktu “grazing” ternak agar tidak terjadi “overgrazing” dan memberikan waktu rumput untuk tumbuh kembali (Parakkasi, 1999).

Daftar Pustaka

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Makanan Ternak Ruminansia. Cetakan pertama. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Reksohadiprodjo,S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BPFE. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Wikipedia. 2008. Poaceae. Wikimedia Foundation, Inc., U.S. (www.en.wikipedia.org). Accessed : Sunday, November 9th, 2008.